hmm,,, sebagian orang mgkn cuma tau bahwa harajuku just 4 style aja...
tp disini saya akan sharing tentang info harajuku itu sndr n gmn sejarahnya....
Let's check it out !!! ^^
Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnoji.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Koshu. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.
Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah kuil Meiji Jingu didirikan.
Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.
Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.
( http://www.indonesiaindonesia.com/f/34353-harajuku/ )
Rabu, 25 November 2009
Info seputar Harajuku yg harus di ketahui oleh para penggemar harajuku!
Sabtu, 14 November 2009
wah.... hujan!
beberapa hari ini di singkawang turun hujan, apakah nanti singkawang akan banjir lagi....!
Jumat, 06 November 2009
DELUHI new mini album
ユグドアライヴ -Yggdalive-
CD - mini-album
artist:
DELUHI
* release date: 04.11.2009
* reference: BMCD-008 buy at CD JAPAN buy at HEAR JAPAN
* country: Japan
* editor: BRAVEMAN RECORDS
* Comes with a 28-page colour booklet. First Press will also come as a picture label CD.
N° title
01 Overture -Yggdalive-
02 G.A.L.D
03 REVOLVER BLAST
04 flow snow
05 WAKE UP!
06 Hello
07 FOLLOW THE FUTURE
08 Syllable -Yggdrising-
09 Hoshi no nai yoru ni 星の無い夜に
Minggu, 11 Oktober 2009
lagu faporit saya!
Band: DELUHI
judul: Orion once again
ciptaan: Leda Deluhi
Lost you in the season
murdered without a reason
I entrusted this ash
with a feeling in facing the pain
Because I can't go in the future
without knowing the meaning of the words
that you told on that day,
I ask the star which watched with you it
Kanashimu beki hazu no shinjitsu ni
kotae wo mitsukerare nai mama
konna ni chikaku ni iru hazu no kimi ga
mou nidoto hohoemu koto wa nai kara
Orion once again
Todoka nai koe zutto matte ita ano koro ni modoritai
ima wa me wo tojita mama ugoka nai kimi wo okureru you ni
Lost you in the season
murdered without a reason
I entrusted this ash
with a feeling in facing the pain
Because I can't go in the future
without knowing the meaning of the words
that you told on that day,
I ask the star which watched with you it
Kokoro wo kaeseba sugu ni yomigaeru
sono me ni oborete irareru no nara
Orion once again
Kikitaku nakatta kanawa nai no nara yakusoku nante
modore nai hibi wo toozakeru you ni kioku ga kimi wo wasure saseru noni
Hikisakaretemo
kawara nai hoshi wo miagete iru kara
Orion once again
Todoka nai koe zutto matte ita ano koro ni modoritai
ima wa me wo tojita mama ugoka nai kimi wo okureru you ni
Jumat, 02 Oktober 2009
Antara Musik Jepang Dan Musik Indonesia
Dalam blantika dunia musik International, invasi aliran musik dari Jepang bisa dibilang cukup kuat di Asia. Padahal kalau dirunut dari sejarah musikalnya, industri musik modern di Jepang terhitung baru eksis dan berkembang di era 80-an. Tapi pengaruhnya cepat menyebar. Nggak heran kalau sekarang kita bisa mendengar aliran musik yang diembel-embeli Jepang di depannya, seperti J [Japan] - Rock atau J [Japan]- Pop.
Memang, kalau menyimak fakta sejarah dan data-data yang tercecer di beberapa literature, musik modern yang masuk ke Jepang dibawa oleh orang-orang Amerika. Mereka –orang Amerika itu—awalnya memperkenalkan musik jazz. Kabarnya, jazzlah akar dari J-Pop yang kita kenal sekarang.
Akar dari J-Pop berawal dari musik Jazz yang populer pada awal era Showa. Awal Era Showa dimulai pada tahun 1926 oleh Kaisar Hirohito sampai dengan masa Perang Dunia II 1945. Musik Jazz memperkenalkan berbagai jenis alat musik yang sebelumnya hanya dipergunakan untuk musik klasik dan dalam militer, dalam berbagai bar dan klub seperti “Ongaku Kissa” yang merupakan salah satu tempat pertunjukkan Jazz yang terkenal. Demam Rock and Roll mulai melanda Jepang pada tahun 1956 oleh sebuah grup musik country, Kosaka Kazuya and Wagon Masters yang merilis album “Heartbreak Hotel”, yang aslinya dibawakan oleh sang raja Elvis Presley. Wabah rock and roll ini mencapai titik puncaknya pada tahun 1959 dengan munculnya sebuah film yang memfokuskan ada pertunjukan grup rock and roll Jepang. Oh ya, J-Pop yang kita kenal sekarang sebenarnya merupakan istilah umum yang mengandung banyak jenis (genre) musik Jepang seperti pop, rock, dance, rap dan soul. Di Jepang, istilah J-Pop digunakan untuk membedakan gaya musik modern dengan musik klasik Jepang yang disebut dengan Enka atau bentuk ballad dari Jepang tradisional. Sering juga kita mendengar istilah seperti J-Rock, Visual Kei dan J-Rap, namun semua istilah tersebut berada di dalam naungan J-Pop.
Istilah J-Pop sendiri sebenarnya tidak terlalu dikenal di khazanah musik di Jepang, sampai akhirnya istilah J-pop digaungkan oleh satu stasiun radio bernama “J-WAVE” untuk menunjukkan jenis musik yang berbeda dari musik rakyat.
Contoh paling popular adalah penyanyi Jepang terkenal Utara Hikaru. Penyanyi cewek ini menjadi populer dengan gaya urban hip-hop dengan pengaruh Amerika yang kental. Gayanya berbeda di Jepang karena lebih mirip atau hampir sama dengan hip-hop Amerika. Itu pun disebabkan karena Utada Hikaru lahir dan besar di New York. Meski warna Jepang yang ditonjolkannya pun masih terasa kental.
Di Indonesia, demam J-Pop dimulai saat lagu Ko Ko Ro No Tomo meledak di tahun 80-an. Agak unik sebenarnya, ketika lagu-lagu pop cengeng begitu merajalela, Mayumi Itsuwa, tiba-tiba masuk dan memberikan sebuah perbedaan. Ketika itu, semua penggemar musik pop tiba-tiba bisa berbahasa Jepang.
Berawal dari J-pop yang dipengaruhi musik luar, dan hasilnya pun menggebrak dengan ekspansi sampai ke luar Jepang. Artis-artis J-Pop mulai melakukan pertunjukan ke luar Jepang dimulai dari seputar negara-negara di Asia, kemudian meluas ke Australia, Amerika, bahkan Eropa. Bahkan J-pop mulai dijadikan inspirasi musik di beberapa negara seperti Indonesia dengan grup-grup yang terinspirasi oleh artis Jepang paling pasaran di Indonesia, L`arc en Ciel. Kemudian menyusul gaya fashion mereka yang ditiru.
J-ROCK PUN MENGGEBRAK Tak Cuma genre pop, J-Rock pun menjadi salah satu wabah di negara-negara Asia. Gaya rock ala Jepang banyak ditiru dan mejadi trend bermusik di banyak negara termasuk Indonesia.
Akar lahirnya J-Rock pun sebenarnya tak berbeda dengan J-Pop. Sejarah J-Rock dimulai tahun 1957 dengan dikenalnya musik rock di Jepang bersamaan dengan puncak kepopuleran rockabilly yang merupakan salah satu gaya rock \'n\' roll. Produk dalam negeri yang bisa dibeli dengan harga murah membantu terciptanya demam Ereki (musik rock dengan gitar elektrik). Istilah \"Ereki\" merupakan singkatan dari kata erekigitā (gitar listrik). Penggemar musik rock di Jepang banyak yang berganti identitas dari pendengar setia menjadi musisi rock. Musik rock di Jepang makin menggila ketika band rock n’ roll asal Inggris, The Beatles. Tahun 1965, ada band lokal bernama Tokyo Beatles merilis piringan hitam berisi lagu-lagu The Beatles dengan lirik bahasa Jepang. Selain itu, Tokyo Beatles juga mengeluarkan PH berisi lagu-lagu yang pernah dibawakan grup musik Inggris yang memainkan Liverpool Sound.
Ketika the Beatles benar-benar menggelar konsernya di Jepang, membuat grup-grup musik Ereki berganti warna musik agar ikut bisa bergaya British Invasion. Di antara perintis British Invasion di Jepang terdapat grup musik seperti Jackey Yoshikawa and his Blue Comets dan The Spiders.
Sejak pertengahan tahun 2000-an terdapat banyak sekali grup bergenre Melodic Hardcore dan Emocore seperti Ellegarden dan Asian Kung-Fu Generation. Musisi yang berjasa di masa kejayaan Melodic Hardcore tahun 1990-an juga ikut bangkit kembali, misalnya: mantan anggota Hi-Standar yang bernama Ken Yokoyama berkarier solo, Ultra Brain, dan Snail Ramp.
Di Indonesia, perkembangan J-Rock juga cukup popular. Berterimakasihlah kepada anime Jepang. Soundtrack anime banyak dinyanyikan musisi papan atasJepang. Yang terkenal tentu saja band yang menamakan dirinya J-Rock. Awalnya mereka adalah copy-cat fashion dan musikalitas Japannesse Rock. Meksi ini sudah menyelip dan melebur masuk dalam industri pop. Malah J-Rock baru saja mendapat kesempatan untuk merekam beberapa lagunya di Abbey Road, tempat rekeman legendaries di Inggris. Tempat yang sudah melahirkan beberapa band besar, termasuk The Beatles.
Lantaran gandrung dengan lagu soundtrack, banyak yang tertarik mendirikan band khusus memainkan musik ini. Lagu-lagu yang dimainkan tak jauh-jauh dari lagu tema anime. Wasabi dan Japanese Heroes adalah pelopor band J-Rock di sini. Kehadiran Wasabi dan Japanese Heroes memicu munculnya band-band pengusung J-Rock baru seperti J-Rocks, Jetto, dan Letto di Jakarta atau Sound Wave dan Lucifer di Bandung.
Kemudian ada nama Amakuza, band heavy-metal dari Jakarta yang lahir karena sebagian besar personilnya sempat kuliah di Sastra Jepang. Mereka memilih bermain metal asli Jepang, dengan ornament musik klask Jepang. Malah Amakuza dan beberapa band metal pengusung Japannesse Metal, sempat merilis kompilasi indie, beberapa tahun silam di Jakarta.
Musik Indonesia di Jepang Di Jepang, musik dari Indonesia memang belum menjad trend yang mewabah. Tapi bukan berarti tidak ada musisi Indonesia yang dikenal di Jepang. Harus dibedakan antara dikenal oleh masyarakat Jepang, disukai dan kemudian jadi trend, dengan dikenal di Jepang, tapi tidak terlalu popular di masyarakat Jepang itu sendiri.
Untuk yang pertama, kita harus menyebut nama maestro keroncong Gesang. Meski usianya sudah menembus 90-an, tapi Gesang adalah ‘keroncong-star’ di Jepang. Pencipta lagu ‘Bengawan Solo’ ini lebih dikenal dibanding Samsons, Peterpan atau Kangen Band misalnya.
Dalam IndonesianJapan Expo [IJE] 2008, Komponis Gesang Martohartono (91) dianggap sebagai simbol budaya dan benang merah yang mewakili hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Hubungan itu digambarkan hangat dan erat seperti hubungan persaudaraan. Nama Gesang adalah password untuk menyebut Indonesia dimata orang Jepang. Percaya atau tidak, di Jepang sampai dibentuk Yayasan Peduli Gesang [YPG] yang selalu merayakan ulang tahun sang maestro dengan banyak kegiatan. Sebagian dari mereka adalah orang Jepang yang berusia di atas 80 tahun, karena pada masa perang dahulu sudah mengagumi lagu Bengawan Solo. Mereka datang berombongan dari Jepang-asal Tokyo, Pulau Shikoku, Yokohama-dan tiba sehari sebelumnya. Setiap tahun anggota rombongan berganti-ganti, dan sebagian anggota tetap.
Beberapa nama lain juga sempat berkolaborasi dengan musisi Jepang, seperti misalnya Angklung dari Jawa Barat. Nama alat musik asli Indonesia ini cukup terkenal di Jepang ketika sempat berkongsi dengan alat musik bamboo Jepang.
Cuma itu? Tentu saja tidak. Jangan kaget kalau saat in sudah mulai muncul apa yang disebut J-dangdut [Japannesse Dangdut]. Benarkah? Agak mengejutkan memang, karena musik dangdut ternyata mulai dikembangkan di Jepang. Ada satu nama ngetop bernama Orkes Melayu [OM] Ranema, singkatan dari Rakyat Negeri Matahari. Mereka awalnya bernama Om Eksis dan memang memainkan dangdut dalam arti sebenarnya. Percaya atau tidak, lagu SMS yang ngetop lewat Trio Macan, di Jepang juga cukup popular, tentunya dengan bahasa Jepang.
Kemudian ada nama grup dangdut lain yang cukup beken bernama Om Hati93 Dangduters. Band ini pernah menjadi pembuka dari pertunjukkan OM Ranema. Oh ya, OM Ranema itu personilnya semua adalah musisi dari Jepang, tanpa orang Indonesia sama sekali. Kabarnya juga, nama Rhoma Irama juga menjadi kiblat dari dangdut yang dimainkan orang Jepang, selain nama-nama Elvi Sukaesih, Endang Wijayanti, Rita Sugiarto, Herlina Effendy, dan Ken Dedes Group. Kedekatan dangdut Indonesia di Jepang kabarnya karena ada salah satu musik asli bernama enka yang secara musical, penuh tetabuhan seperti dangdut.
Kemudian nama Slank juga berkibar. Apalagi seetelah album terakhirnya berkolaborasi dengan band rock n’ roll Jepang, The Big Hip. Malah band asal Gang Potlot Jakarta ini sempat membuat lagu berbahasa Jepang. Nama-nama band Indonesia yang sempat terdengar dan mengadakan konser atau show di Jepang juga cukup banyak seperti Samsons, Sheila On 7 atau Cokelat.
Di Indonesia Japan Expo [IJE] 2008 yang akan digelar 1-9 November 2008 di Arena PRJ Kemayoran, salah satu kegiatan yang bakal menarik perhatian adalah festival musik Indie Jepang. Babak penyisihan festival ini akan diadakan tanggal 4 – 6 November dan finalnya akan digelar tanggal 7 November mendatang. Demikian pejelasan Pantia Indonesia - Japan Expo 2008.
Rabu, 30 September 2009
Do As Infinity
hi penggemar musik jepang
neh satu band jepang yang pengen gwa kenalin ke kamu!
nama band tersebut adalah DO AS INFINITY.
Do As Infinity adalah band Jepang popular yang berdiri pada 29 September 1999 dengan merilis single pertama mereka, “Tangerine Dream”. Nama mereka biasa disingkat dengan D.A.I. Do As Infinity bubar pada 29 September 2005, setelah mereka berkarir selama 6 tahun, enam album, dua puluh single, tujuh album kompilasi dan delapan DVD live. Band ini terbentuk kembali pada 29 September 2008. Anggota utama D.A.I. adalah Tomiko Van (lyrics, vocals), Ryo Owatari (lyrics, guitar, backup vocals) dan Dai Nagao(composition, guitar). Album yang telah mereka hasilkan adalah :
Album | Rilis | ||
---|---|---|---|
Break of Dawn | 23 Maret 2000 | ||
New World | 21 Februari2001 | ||
Deep Forest | 19 September 2001 | ||
True Song | 26 Desember 2002 | ||
Gates of Heaven | 27 November 2003 | ||
Need Your Love | 16 Februari 2005 |
Pada bulan September 2005, karena perbedaan aliran musik para anggota dan intensifikasi solo dari masing-masing anggota, Do As Infinity memutuskan untuk membubarkan diri.
Pelaksana konser live mereka di Nippon Budokan pada November 25, 2005, Di sana lah Do As Ifinity menyimpulkan 6 tahun sejarah mereka.
Namun, kesempatan pertemuan anggota dan staf Do As InFinity pada musim semi tahun 2008 mengarah pada penyatuan.
dan Dari September 29, 2008, bab baru dari Do as Infinity dimulai kembali, dan mereka pun mulai merilis album terbaru nya yg berjudul ENTERNAL FLAME

Tracklist
1. ETERNAL FLAME
2. Saigono GAME
3. Pefect World
4. Namonaki Kakumei
5. Night Game
6. Feelin’ The Light
7. Mera Mera
8. Piece Of Your Heart
9. Kita Kaze
10. his hometown
11. Honoo
12. Umareyuku Monotachihe
Genre : Pop,Rock,Alternative
Bitrate: 320Kbps CDRip
Download:
http://www.mediafire.com/?zx0hyzdmywm
BlackBerry Rp 1,8 Miliyar dari Alexander Amosu
Wajar saja kalau harga BlackBerry Alexander Amosu ini Rp 1,8 miliyar. Karena ponsel ini ditaburi 4.459 berlian dengan total 28,43 karat, demikian di wartakan Ubergizmo.
Yang juga bikin ponsel pintar ini harganya miliyaran adalah adanya lapisan emas kuning 18 karat.
Handset-nya pun bisa dimodifikasi dengan menambah nama dan perusahaan si pembeli.
Sayangnya BlackBerry mewah ini tidak diproduksi secara melimpah. Alexander Amosu hanya merilis tiga unit.
Bukan sekali Alexander menciptakan ponsel nan mewah. BlackBerry Bold 9000 dan BlackBerry Curve 8900 Jevelin bertahtakan emas berlian juga merupakan ciptaan Alexander. (Foto Ubergizmo)Marlboro Back Menthol
Astaga!HidupGaya - Pada hari ini (18/3) mengambil tempat di Kartika Expo Center, PT. Philip Morris Indonesia sebagai pemimpin di segmen rokok putih meluncurkan varian menthol terbaru edisi terbatas dari Marlboro yaitu Marlboro Black Menthol.
Dengan tampilan kemasan hitam yang maskulin, stylish, dan premium, Marlboro Black Menthol hadir sebagai bentuk inovasi dari PT. Philip Morris Indonesia bagi para perokok muda dewasa khususnya penggemar rokok menthol di Indonesia. Dengan kualitas rokok putih kelas dunia, Marlboro Black Menthol menawarkan pengalaman merokok dengan rasa menthol yang kuat bagi mereka yang menginginkan sensasi menthol yang berbeda dengan tampilan kemasan yang memberi kesan maskulin dan premium.
Keunikan dari Marlboro Black Menthol terletak pada kuatnya sensasi menthol ketika rokok dihisap. Rasa menthol akan meninggalkan rasa segar yang lama, bahkan setelah hisapan terakhir.
Veronica Risariyana, Brand Manager Marlboro, mengungkapkan, "Perkembangan pasar menthol di Indonesia memiliki peningkatan yang sangat signifikan dalam 2 tahun terakhir ini. Hal ini membuktikan bahwa rokok menthol semakin diminati oleh perokok di Indonesia. Berangkat dari situasi tersebut, kami tertantang untuk memberikan pilihan rokok menthol yang berbeda bagi perokok dewasa. Karena itulah dalam momen ini kami gunakan untuk memperkenalkan produk terbaru kami Marlboro Black Menthol dalam edisi terbatas untuk memenuhi permintaan perokok muda dewasa yang terus meningkat akan tersedianya produk-produk rokok berkualitas dan berstandar internasional."
"Marlboro Black Menthol, rokok menthol pertama yang mengusung image maskulis, direpresentasikan melalui kemasan hitam dengan desain yang maskulin dan premium. Marlboro Black Menthol diproduksi menggunakan teknologi inovasi menthol terkini dengan menawarkan sensasi merokok yang belum pernah ditawarkan produk rokok lainnya. Kami yakin Marlboro Black Menthol memiliki daya tarik yang kuat, khususnya pecinta rokok menthol di Indonesia," tambah Risa.
Marlboro Black Menthol tersedia dalam edisi terbatas selama 6 bulan. Varian baru Marlboro ini diproduksi dan dipasarkan oleh PT. Philip Morris Indonesia di fasilitas pabriknya yang berada di kawasan Cibitung, Jawa Barat dan akan tersedia di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Marlboro Black Menthol melengkapi koleksi varian rokok Marlboro lainnya yang beredar di Indonesia, seperti Marlboro Full Flavor, Marlboro Lights, Marlboro Menthol dan Marlboro Lights Menthol. Merek Marlboro sendiri sampai saat ini masih merupakan pemegang pangsa pasar terbesar dalam kategori rokok putih di Indonesia.
Dan jangan khawatir akan harganya meskipun diproduksi secara terbatas oleh PT. Philip Morris Indonesia, sebab harganya sama seperti harga varian Marlboro lainnya saat ini yang telah beredar di pasaran.Gila rasa rokok ne menthol abise!
Pokok nya cocok banget buat kita2 yg berada di iklim tropis yg panas!
Senin, 28 September 2009
Asian Kungfu Generation
Asian Kung-Fu Generation
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Asian Kung-Fu Generation | ||
---|---|---|
Latar belakang | ||
Nama lain | Ajikan, AKG, AKFG | |
Asal | ![]() | |
Genre | rock | |
Tahun aktif | 1996-sekarang | |
Perusahaan rekaman | Under Flower Records (2002), Ki/oon Records | |
Situs web | www.asiankung-fu.com | |
Anggota | ||
Masafumi Gotō Kensuke Kita Takahiro Yamada Kiyoshi Ijichi |
Asian Kung-Fu Generation (アジアン・カンフー・ジェネレーション ,Ajian Kanfū Jenerēshon) adalah grup musik rock asal Jepang yang terdiri dari 4 orang anggota. Penggemar menyingkat nama grup ini sebagai Ajikan. Mereka berada di bawah perusahaan rekaman Ki/oon Records. Musik yang dimainkan mereka disebut rock genre Shimokita Kei yang berawal dari rumah pertunjukan di kawasan Shimokitazawa, Tokyo. Grup ini populer di luar Jepang berkat sejumlah lagunya dijadikan lagu anime Naruto dan Bleach. Album mereka juga dirilis di Taiwan dan Amerika Serikat.
Anggota
- Masafumi Gotō (後藤正文 ,Gotō Masafumi) (vokal, gitar, pencipta lagu)
- Tempat tanggal lahir: Shimada, Shizuoka, Prefektur Shizuoka, 2 Desember 1976.
- Nama panggilan: Gotchi; status: menikah
- Pendidikan: Lulus Fakultas Ekonomi (ekstension) Universitas Kanto Gakuin
- Tempat tanggal lahir: Yokohama, 24 Januari 1977
- Nama panggilan: Kitaken, Ken-chan, Kensui
- Pendidikan: Lulus Fakultas Ekonomi Universitas Kanto Gakuin
- Tempat tanggal lahir: Fujinomiya, Prefektur Shizuoka, 19 Agustus 1977
- Nama panggilan: Yama-chan, Yama-san
- Pendidikan: Lulus Fakultas Sastra Universitas Kanto Gakuin
- Tempat tanggal lahir: Kamakura, Prefektur Kanagawa, 19 Agustus 1977
- Nama panggilan: Kiyoshi, Kiyopon, Ijichi no Oyakata, Pīkan sensei
- Pendidikan: Lulus Fakultas Teknik Universitas Kanto Gakuin
Perjalanan karier
Masa awal hingga Shimokitazawa
Grup musik ini dibentuk tahun 1996 sewaktu anggotanya masih bergabung dengan klub musik di kampus Universitas Kanto Gakuin, Yokohama. Sebagai Asian Kung-Fu Generation, mereka sering pentas di rumah pertunjukan di Yokohama.
Nama Asian Kung-Fu Generation adalah hasil buah pemikiran Masafumi Gotō. Ketika sedang menganggur karena tidak diterima ujian masuk universitas, Gotō berniat mendirikan band. Ketika melihat film Bruce Lee, ia mendapat ide untuk memasukkan kata "Kungfu" ke dalam nama grup musik yang akan dibentuknya. Ia juga ingin nama bandnya terdiri dari 3 kata dari bahasa Inggris seperti halnya nama grup thee michelle gun elephant yang dianggapnya bagus.
Setelah lulus kuliah, mereka meneruskan karier bermusik sambil semua anggotanya bekerja sebagai pegawai. Dengan uang sendiri, mereka merekam album The Time Past and I Couldn't See You Again pada tahun 2000. Lirik dari keenam lagu yang ada di dalamnya semua dalam bahasa Inggris. Album tersebut mereka jual sambil berpentas di rumah pertunjukan, dan lewat situs web.
Pada tahun 2001, mereka menyelenggarakan acara bernama "YMD" Bayside Future di klub Club 24, Yokohama. Sementara itu, mereka juga menulis lagu pertama dengan lirik bahasa Jepang. Setelah selesai, lagu tersebut diberi judul Konayuki, dan rekamannya dikirim ke sejumlah radio FM yang memiliki acara lagu indie. Pada akhirnya, lagu Asian Kung-Fu Generation untuk pertama kalinya berhasil diputar di radio. Pada waktu itu, stasiun radio FM yang mau memutarnya adalah FM Yokohama. Masih pada tahun yang sama, mereka merekam lagu-lagu berlirik bahasa Jepang, dan dikemas album indie kedua berjudul I'm Standing Here. Seperti halnya album pertama, biaya rekaman album ini pun semuanya ditanggung mereka. Pertunjukan mereka di rumah pertunjukan (live house) di Yokohama semakin ramai dengan penonton. Sejak itu pula mereka mulai berpentas di berbagai rumah pertunjukan di distrik Shibuya, Shimokitazawa, dan Kichijōji[2], Tokyo.
Album Hōkai Amplifier hingga Sol-fa
Pada bulan November 2002, mereka merilis album mini Hōkai Amplifier di bawah label Under Flower Records. Album mini tersebut masuk ke tangga album indie Oricon di urutan ke-35.Tahun berikutnya(2003), album Hōkai Amplifier dirilis kembali dengan label mayor Ki/oon Records. Salah satu lagu dalam album mini tersebut, "Haruka Kanata" dijadikan lagu pembuka serial anime Naruto.
Pada bulan Mei 2003, mereka mengadakan konser di Shimokitazawa Club Shelter, Tokyo. Selain itu, mereka juga tampil dalam Fuji Rock Festival, dan Summer Sonic '03 Tokyo-Osaka. Selanjutnya, mereka menyelenggarakan konser musik rock Nano-Mugen Fes. di live house Shinjuku Loft, Tokyo, 11 Agustus 2003. Di akhir tahun, album berdurasi penuh yang pertama, Kimi Tsunagi Five M dirilis 19 November 2003, dan langsung menempati urutan ke-5 tangga album Oricon.
Dari 19 Januari 19 hingga 25 Februari 2004, mereka mengadakan tur keliling pertama "Five Nano Seconds" yang terdiri dari 13 pertunjukan. Singel ke-3, "Rewrite" yang dirilis 8 Agustus 2004 dipakai sebagai lagu pembuka anime Fullmetal Alchemist. Sesudah itu, singel "Siren" yang dirilis April 2004, dan singel "Rewrite" (Agustus 2004) masing-masing menduduki urutan nomor 2 dan 4 tangga singel Oricon. Nama mereka semakin dikenal setelah tampil dalam 10 festival rock musim panas di berbagai daerah di Jepang, termasuk "Meet The World Beat, Fuji Rock Festival '04, dan Rock in Japan Fes '04. Album kedua, Sol-fa dirilis 20 Oktober 2004, dan begitu dirilis masuk di urutan pertama tangga album Oricon selama 2 minggu berturut-turut.
Tahun 2005 hingga sekarang
Pada musim panas 2005, mereka tampil kembali dalam konser Summer Sonic '05 (Tokyo & Osaka), Rock in Japan Fes. 05, dan Rising Sun Rock Fes. 2005. Singel ke-8, "World Apart" yang dirilis 15 Februari 2006 menjadi singel pertama mereka di urutan nomor satu tangga singel Oricon. Bulan berikutnya, mereka merilis album ke-3, Fanclub pada 15 Maret 2006. Dalam Fuji Rock Festival musim panas 2006, mereka untuk pertama kalinya tampil di atas Green Stage, panggung utama yang dikhususkan bagi grup musik ternama. Singel ke-9, ""Aru Machi no Gunjō"" (29 November 2006) dijadikan lagu tema untuk film anime layar lebar Tekkon Kinkreet, sekaligus lagu pertama mereka yang dijadikan lagu tema film.
Dari November 2006 hingga 11 Januari 2007, mereka tampil dalam tur keliling di arena terbuka yang pertama, "Tour Sui Cup 2006-2007 ~The start of a new season~" yang diperkirakan ditonton sebanyak 100 ribu penggemar.[4] Kesibukan mereka sebagai band menyebabkan festival rock Nano-Mugen Fes. tahun 2007 tidak bisa diselenggarakan. Sebelumnya, Asian Kung-Fu Generation terus mengadakan Nano-Mugen Fes. yang menampilkan grup-grup rock Jepang dan luar negeri sejak tahun 2003.
Pada 21 Maret 2007, mereka merilis album konser DVD yang ke-3, Eizō Sakuhinshū 3-kan ~Tour Sui Cup 2006-2007 the start of a new season~. Album DVD tersebut merupakan rekaman dari konser mereka yang diberi nama "Tour Sui Cup 2006-2007". Pada hari yang sama juga dirilis album tribut untuk grup rock Husking Bee. Dalam album yang juga berjudul Husking Bee terdapat lagu Asian Kung-Fu Generation berjudul "Kake Botan no Hama".
Pada musim semi tahun 2007 terbit buku biografi kedua mereka yang berjudul Haruka, Haruka. Selanjutnya, Pentaport Rock Festival 2007 yang berlangsung 29 Juli di Korea Selatan menjadi pengalaman pertama mereka pentas di luar Jepang. Pada akhir tahun 2007, singel ke-10, "Aftar Dark" dipakai lagu pembuka serial anime Bleach.
Diskografi
Singel
- "Mirai no Kakera" (6 Agustus 2003)
- "Kimi to Iu Hana" (16 Oktober 2003)
- "Siren" (14 April 2004)
- "Loop & Loop" (19 April 2004)
- "Rewrite" (8 Agustus 2004)
- "Kimi no Machi Made" (23 September 2004)
- "Blue Train (30 November 2005)
- "World Apart" (15 Februari 2006)
- "Aru Machi no Gunjō" ("A Town in Blue") (29 November 2006)
- "After Dark" (7 November 2007)
- "Korogaru Iwa, Kimi ni Asa ga Furu" (6 Februari 2008)
Album
Album mini
- Hōkai Amplifier (25 November 2002, dirilis kembali 23 April 2003)
Album studio
Album kompilasi
- Feeback File (25 Oktober 2006)
DVD
- Eizō Sakuhin-shū Ikkan (26 November 2004) - kumpulan klip video
- Eizō Sakuhinshū Nikan live at Budokan+ (April 20 2005)
- Eizō Sakuhinshū Sankan ~Tour Sui Cup 2006-2007 the start of a new season~ (21 Maret 2007)
Album bersama artis lain
- Asian Kung-Fu Generation presents Nano-Mugen Compilation (8 Juni 2005)
- Asian Kung-Fu Generation presents Nano-Mugen Compilation 2006 (5 Juli 2006)
- Husking Bee (21 Maret 2007)
Buku dan lain-lain
- Natsu, Mugen. - buku dokumentasi pertunjukan live musim panas 2004 (6 Oktober
- Gotch Go Rock! - tankōbon berisi kumpulan kolom yang ditulis Masafumi Gotō di Weekly Pia (17 Maret 2006)
- Haruka, Haruka - buku dokumentasi pertunjukan live mereka seri kedua (27 April 2007)
- Asian Kung-Fu License (CD-ROM berisi dokumentasi situasi pertunjukan live mereka)
Album buatan sendiri
- Caramelman and Asian Kung-Fu Generation
- Caramelman to no Spirit Album.
- S.E. (Sexy Eddy)/Caramelman
- There is no Hope/Asian Kung-Fu Generation
- Love/Caramelman
- Song of Blue (Aoi no Uta)/Asian Kung-Fu Generation
- Baby Sleep Tonight/Caramelman
- I'm standing here
- Hold me tight
- Need your love
- Konayuki
- Unmei
- I'm standing here
- E
- The Time Past and I Couldn't See You Again
- I Wonder if everybody can sing there scream
- Nothing is the matter?
- Living dead
- Wash out
- Say no!
- My friend
Referensi
- ^ "Ajikan Gotō ga ippan josei to kekkon", nikkansports.com, 22 September 2007. Diakses pada 13 Desember.
- ^ a b c d Asian Kung-Fu Generation. Oricon Style. Diakses pada 13 Desember
- ^ Asian Kung-Fu Generation Interview. excite.music. Diakses pada 13 Desember
- ^ a b c d Biography. Sony Music Online Japan. Diakses pada 13 Desember
- ^ a b Asian Kung-Fu Generation: Special Interview. Oricon Style. Diakses pada 13 Desember
Pranala luar
L'Arc~en~Ciel ラルク アン シエル (Raruku An Shieru ) adalah nama grup musik Jepang beraliran J-Rock. Band ini beranggotakan hyde (vokal), ken (gitar), tetsu (bass), dan yukihiro (drum). Grup musik ini didirikan oleh Tetsu pada Februari 1991. Nama "L'Arc~en~Ciel" berasal dari sebuah kata dalam bahasa Perancis yang secara harifiah berarti "lengkungan di langit" atau "pelangi", nama ini diambil dari judul sebuah film Perancis yang pernah ditonton oleh Tetsu.
Di Jepang saja, band ini telah menjual lebih dari 25 juta kopi album dan singel, dan di indonesia sendiri band ini sudah lumayan terkenal!.
Mantan personel yang sempat memperkuat band ini:
- Sakura (drum) (1992-1997) digantikan oleh Yukihiro karena memakai narkoba dan masuk penjara.
- Hiro (gitar) (1991-1992)
- Pero (drum) (1991-1992)
Awal terbentuk
Osaka, sekitar awal tahun 1991 dua orang anak muda bernama Tetsu dan Hiro membentuk sebuah grup band. Tetsu berperan sebagai bassis berikut vokal sementara Hiro sebagai gitaris. Pada waktu itu Hyde masih menjadi gitaris di sebuah band bernama Kiddies Bomb, yang kemudian berganti nama menjadi Jerusalem’s Rod dan Hyde berganti posisi menjadi vokalis (meskipun pada saat itu ia sama sekali tidak tertarik dengan perannya tersebut).
Pada suatu hari Tetsu menyaksikan penampilan grup band tersebut untuk kali pertama. Ketika itu ia merasa yakin bahwa Hyde adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi vokal di grup band-nya. Maka selama beberapa waktu ia terus mengikuti penampilan band tersebut, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk mengajak Hyde dan rekannya di Jersarem’s Rod, Pero untuk bergabung dengannya. Setelah beberapa kali melakukan session, Hyde akhirnya memutuskan untuk meninggalkan band lamanya dan bergabung bersama band Tetsu. Maka terbentuklah formasi paling awal L’Arc~en~Ciel, yakni Tetsu (bass sekaligus pemimpin band), Hyde (vokal), Hiro (gitar), dan Pero (drum).
Nama L’Arc~en~Ciel sendiri diusulkan oleh Tetsu yang terinspirasi oleh sebuah film Perancis yang berjudul sama. L’Arc~en~Ciel diambil dari Bahasa Perancis yang memiliki arti PELANGI.
Penampilan live pertama mereka yaitu pada tanggal 30 Mei 1991 di Nanba Rockets. Bahkan ketika itu sang pemilik panggung berpikir bahwa L’Arc~en~Ciel akan menjadi sangat terkenal, dan hal itu terbukti beberapa tahun kemudian.
Pengunduran diri Hiro & masuknya Ken
Pada bulan Juni 1992 tanpa alasan yang jelas, Hiro mengundurkan diri tepat sebelum mereka akan memulai demo rekaman. Setelah berbagai macam persiapan yang telah mereka lakukan sebelumnya untuk rekaman, misalnya mereka telah menyewa studio dan lain sebagainya, tentu akan sangat konyol apabila mereka membatalkannya. Maka Tetsu kemudian membujuk Ken, teman masa kecilnya untuk membantu dalam pembuatan demo. Ken menyanggupinya dan pada waktu itu ia harus menghafal seluruh lagu yang akan dimasukkan ke dalam album dalam waktu yang cukup singkat, yakni 5 hari, akan tetapi ia mampu melakukannya, dan proses rekamanpun akhirnya dapat selesai dalam 3 hari.
Akan tetapi muncul masalah baru, mereka harus manggung, namun Ken pada saat itu masih berstatus mahasiswa jurusan Arsitektur semester akhir di sebuah perguruan tinggi di Nagoya. Tentunya akan sulit melakukan dua kegiatan sekaligus, kuliah dan nge-band. Akhirnya hanya dalam tempo 3 hari saja Ken mengambil satu langkah berani dengan memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliahnya dan bergabung dengan L’Arc~en~Ciel (meskipun pada saat itu ia tidak begitu yakin akan masa depannya di musik). Keputusannya itu tentu saja ditentang habis oleh orang tuanya yang menginginkan ia menjadi seorang sarjana. Akibatnya ia diusir dari rumah dan tidak pernah bertegur sapa lagi dengan orang tuanya.
Pada tanggal 1 Oktober 1992, mereka merekam Voice untuk album Omnibus CD bertajuk “Gimmick”. Beberapa minggu kemudian, tepatnya tanggal 25 November 1992 mereka merilis single pertamanya yang berjudul Flood of Tears (c/w Yasuoka) sehingga aktivitas panggung mereka bertambah padat dan penggemar pun mulai bertambah.
Masuknya Sakura
Tanggal 30 Desember 1992 lagi-lagi L’Arc~en~Ciel harus kehilangan salah satu anggotanya. Pero mengundurkan diri tepat setelah penampilan live mereka di Osaka Music Hall. Maka kemudian Tetsu mulai mencari drummer pengganti, ia lebih memilih untuk mencarinya di Tokyo, toh pada saat itu ia pikir pada akhirnya mereka akan merantau ke Tokyo.
Pada suatu hari ia melihat penampilan Sakura yang langsung menarik perhatiannya. Kemudian Tetsu mencoba mengajaknya bergabung bersama L’Arc~en~Ciel dengan cara mengirimkan demo tape kepada Sakura. Lantas Sakura pun pergi ke Osaka untuk melakukan jam session bersama mereka. Dan setelah itu ia secara resmi bergabung dengan L’Arc~en~Ciel pada 16 Januari 1993.
Album perdana
Pada tanggal 10 April 1993, album pertama mereka sebagai band indies, yang bertajuk DUNE dirilis dan meraih kesuksesan. Album tersebut berhasil meraih posisi puncak di Oricon Indies Chart (Tangga Lagu Terpopuler di Jepang) pada bulan Mei, dan hanya dalam tempo 3 bulan berhasil terjual sebanyak 20.000 keping CD. Hal tersebut membukakan kesempatan bagi mereka untuk tampil di dalam konser band-band indies “Karei naru masho” yang diadakan di Shibuya Kokaido, yang ketika itu disaksikan oleh sekitar 2000 penonton. Maka popularitas L’Arc~en~Ciel mulai berkembang tidak hanya di Osaka, namun sudah mulai merambah ke Tokyo. Dan pada bulan September 1993 mereka pindah ke Tokyo untuk meningkatkan karier mereka (meskipun Hyde tidak terlalu menyukai gagasan pindah ke Ibukota Jepang tersebut).
Memasuki label musik besar
Video single mereka Nemuri Ni Yosete dirilis pada tanggal 1 Juli 1994, menyusul dua minggu kemudian, yakni pada tanggal 14 Juli 1994 album kedua mereka TIERRA yang merupakan album pertama mereka yang berlabel major. Sekaligus juga menjadi hari pertama tur Sense of Time. Pada tanggal 9 September di tahun yang sama, mereka melawat ke Maroko dalam rangka pembuatan video Siesta ~film of dream~, yang merupakan kali pertama bagi mereka bekerja di luar Jepang, tentunya menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi mereka. Film tersebut dirilis pada akhir tahun tersebut.
Pada tanggal 21 Oktober 1994, single pertama mereka dengan Sony dirilis, dengan judul Blurry Eyes. Lagu ini dijadikan lagu tema untuk salah satu produksi serial animasi Jepang yang berjudul D.N.A^2. Kemudian pada tanggal 1 Desember di tahun tersebut Fans Klub Resmi L’Arc~en~Ciel, “CIEL” didirikan. Lalu pada awal tahun 1995, mereka mengadakan tur khusus bagi para anggota fans klub yang diberi judul Ciel/winter ‘95.
Tanggal 21 Mei 1995 merupakan tanggal di mana single video berjudul and She Said dirilis dan merupakan hari pertama dari rangkaian tur di 19 kota di Jepang yang bertajuk In Club ‘95. Dan pada 6 Juli, single kedua mereka yang berjudul Vivid Colors dirilis. Lagu tersebut menjadi lagu ending Guru Guru 99, dan side B dari lagu tersebut, Brilliant Years dijadikan lagu ending untuk acara “Shin dora” di Nippon-TV (NTV).
Heavenly
Album ketiga mereka, HEAVENLY dirilis pada tanggal 1 September 1995. Pertama kalinya album mereka masuk ke Oricon Chart (major label band) langsung di posisi ketiga. Dalam album ini sepertinya terjadi perubahan warna musik mereka dibandingkan dengan dua album sebelumnya (bisa dikatakan bahwa musikalitas mereka menjadi semakin matang). Seperti yang diungkapkan Tetsu bahwa mereka mencoba sesuatu yang berbeda dan baru dalam musik mereka.
Tur Heavenly ‘95 dimulai pada tanggal 9 September 1995, tiket untuk pertunjukkan mereka habis (full house) dalam 9 hari sejak peredarannya, bahkan pada hari terakhir tur tersebut tiket terjual habis hanya dalam tempo 28 menit saja! Pada tanggal 22 di bulan yang sama merupakan penampilan perdana mereka di Music Station, sebuah acara pertunjukkan musik nomor wahid di Jepang. Selanjutnya pada tanggal 21 Oktober 1995 single ketiga berjudul Natsu no Yuutsu dirilis. Lagu tersebut digunakan sebagai tema ending untuk acara Televisi-TBS bernama “M-Navi”.
Tanggal 27 Desember mereka mengadakan konser di Nippon Budokan, merupakan tempat yang diidam-idamkan para musisi Jepang untuk dapat tampil di sana.
Di awal tahun 1996 video live pertama L’Arc~en~Ciel, Heavenly ~films~ dirilis bersama 2 buah album foto, yakni “Heavenly X’mas” dan “Heavenly ~films~”. Pada bulan April mereka memulai tur Kiss Me Deadly ‘96. Pada saat itu fans dari kalangan cowok semakin bertambah, yang mana pada mulanya mereka lebih banyak disukai oleh para cewek. Hal tersebut tentu saja semakin meningkatkan kepercayaan diri mereka.
True
Single keempat mereka Kaze ni Kienaide (c/w I’m So Happy) yang dirilis pada tanggal 8 Juli 1996 berhasil menempati posisi keempat pada minggu pertamanya di Oricon Chart. Pada akhir bulan yang sama tur musim panas Big City Nights Round Around ‘96 dimulai, diadakan di tiga kota besar di Jepang, yakni Nagoya, Osaka, dan Tokyo.
September tanggal 20, mereka meluncurkan sebuah buku dokumentasi Artist Fact “IS” yang berisikan informasi dan fakta seputar L’Arc~en~Ciel yang disajikan secara lengkap.
Pada bulan Oktober, single kelima mereka Flower (c/w Sayonara) dirilis dan langsung mengisi posisi kelima pada minggu pertamanya di Oricon Chart. Disusul kemudian dengan single keenam mereka Lies and Truth (c/w Sai wa Nagerareta) yang langsung menempati posisi keenam di minggu pertamanya di Oricon Chart.
Tanggal 12 Desember, album keempat mereka TRUE dirilis. Merupakan album tersukses mereka selama lima tahun terakhir karier mereka, sebab pada minggu pertamanya album tersebut berhasil meraih posisi runner-up di Oricon Chart, dan pada minggu keenamnya berhasil menduduki posisi jawara. Album ini bertahan selama 9 minggu dalam daftar 10 besar di Oricon Chart. Tanggal 23 mereka memulai tur mereka yang bertajuk Carnival of True menggelar 10 konser di berbagai penjuru Jepang, diawali di Osaka Jyo Hall.
Keluarnya Sakura
Bulan April 1997 akan selalu tercatat dalam sejarah perjalanan karier L’Arc~en~Ciel sebagai masa-masa mimpi buruk. Bagaimana tidak, di tengah kegemilangan yang berhasil dicapai oleh mereka, Sakura, dengan terpaksa harus meninggalkan rekan-rekannya di L’Arc~en~Ciel setelah selama kurang lebih lima tahun bersama-sama merintis kesuksesan di pentas musik Jepang khususnya. Ia mesti rela didepak dari posisinya sebagai drummer L’Arc~en~Ciel setelah terkait dengan kasus kepemilikan serta penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Peristiwa tersebut berimbas pada pembatalan seluruh aktivitas Laruku seperti peluncuran single mereka The Fourth Avenue Cafe dan tur yang telah dijadwalkan. Bahkan semua merchandise mereka ditarik dari pasaran!
Meskipun rekan-rekan Sakura di Laruku tidak menginginkannya pergi, namun atas kehendak perusahaan rekaman dan produser, ia sejak bulan April mundur dari Laruku. “Aku sangat menyesal, aku telah melakukan hal yang sangat bodoh, dan tak pantas untuk dimaafkan. Aku tidak berhak lagi untuk tetap berada di dalam band, semua ini salahku. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi L’Arc~en~CIel, aku berharap agar mereka tetap berjuang dan semoga semakin sukses di masa mendatang”, itulah kata-kata perpisahan yang diucapkan oleh Sakura ketika ia meninggalkan Laruku.
Yang paling terpukul dalam peristiwa ini adalah Hyde, sebab di antara rekan-rekannya yang lain ia dan Sakura merupakan sahabat yang paling dekat. Maka sejak insiden tersebut, anggota Laruku tinggal tersisa tiga orang.
Masuknya Yukihiro
Setelah kepergian Sakura, Tetsu segera mencari drummer pengganti. Suatu ketika ia mendengar Yukihiro, eks-Zi:Kill dan Die in Cries yang keduanya telah disbanded atau membubarkan diri. Tetsu tertarik dengan permainan drumnya, maka selanjutnya disusunlah rencana pendekatan oleh Tetsu. Menurut kabar yang beredar, Tetsu dan Yukihiro berkenalan lewat game Evangelion, di mana Tetsu meminta Yukihiro untuk mengajarinya permainan tersebut. Lantas Tetsu berbicara dengan Yukihiro mengenai peristiwa menyedihkan yang menimpa grup bandnya. Bak gayung bersambut, Yukihiro menawarkan bantuannya kepada Tetsu untuk proses rekaman Niji.
Akhirnya single ketujuh L’Arc~en~Ciel yang berjudul Niji—bahasa Jepang, yang memiliki arti yang sama dengan L’Arc~en~Ciel, yaitu Pelangi—dirilis pada tanggal 17 Oktober 1997. Single ini mampu menerobos posisi 3 di Oricon Chart pada minggu pertamanya. Berkaitan dengan judulnya, Hyde mengatakan bahwa judul lagu tersebut menggambarkan perjalanan karier mereka yang pada awalnya banyak dikhawatirkan orang akan segera berakhir karena masa-masa yang sangat buruk, akan tetapi kemudian mereka muncul kembali, bagaikan keindahan pelangi yang muncul di langit setelah gelapnya hujan. Dan lagu tersebut menjadi soundtrack Rurouni Kenshin (Samurai X) the movie.
Selama kurun waktu 1997, di Laruku, Yukihiro berperan sebagai additional player. Hingga pada 1 Januari 1998 ia secara resmi menjadi personil tetap L’Arc~en~Ciel.
Kelahiran kembali
L’Arc~en~Ciel muncul kembali secara resmi sejak tanggal 13 Desember 1997 dengan menggelar konser berjudul Reincarnation yang digelar di Tokyo Dome. Pada saat itu Laruku terdiri dari tiga orang personil resmi, yaitu Hyde (vokal), Tetsu (bass), Ken (gitar) dan satu personil tambahan (additional player/supported player) di posisi drummer, yakni Yukihiro.
Baru pada tanggal 1 Januari 1998, Yukihiro secara ofisial bergabung dengan L’Arc~en~Ciel menggantikan Sakura yang telah resmi keluar dari Laruku sejak 4 November 1997. Meskipun demikian, masuknya Yukihiro ke L’Arc~en~Ciel menciptakan suatu polemik di kalangan fans mereka, ada yang pro dengan kedatangan Yukihiro ada juga yang kontra. Memang cukup wajar seandainya masih banyak fans yang belum bisa menerima kepergian Sakura, sebab bagaimanapun juga Sakura telah menjadi bagian dari Laruku selama lima tahun yang bisa dikatakan tidak sebentar, bahkan ia turut mewarnai musik L’Arc~en~Ciel dengan style drumnya.
Akan tetapi ada satu hal yang patut dicatat, bahwa semenjak pergantian personel dari Sakura ke Yukihiro, terjadi transformasi image dari L’Arc-en-Ciel, yang semula penampilan mereka lebih bercorak visual yang kecewek-cewekan, secara bertahap berubah menjadi lebih maskulin.
Brilliant Year
"A Piece of Reincarnation, menjadi salah satu bukti kebangkitan kembali L’Arc~en~Ciel di percaturan musik Jepang."
Setelah insiden yang mencoreng wajah L’Arc~en~Ciel pada tahun 1997 dan pergantian personil pada awal 1998 tidak berarti mereka kehilangan penggemarnya, hal itu dibuktikan dengan habisnya 56.000 lembar tiket konser Reincarnation dalam rentang waktu hanya 4 menit! Bahkan menginjak tahun 1998 karier mereka semakin menanjak. Bisa dibilang bahwa tahun 1998 merupakan masa keemasan Laruku, di mana pada tahun tersebut hampir semua single dan album yang mereka rilis berhasil meraih kesuksesan dan berbagai penghargaan. Mereka adalah artis paling sibuk pada saat itu.
Diawali pada akhir bulan Januari dengan meluncurkan single ke delapan mereka berjudul Winter Fall yang menjadi single pertama mereka yang mampu menduduki posisi jawara di Oricon Chart. Pada tanggal 25 Februari 1998 album kelima L’Arc~en~Ciel, HEART diluncurkan, hebatnya album ini selain mampu mencapai posisi puncak Oricon Chart, angka penjualannya pun mencapai 1 juta kopi dalam minggu pertamanya! Tanggal 25 Maret, single ke sembilan Dive to Blue dirilis dan berhasil pula menapaki posisi pertama di Oricon Chart. Selanjutnya pada tanggal 22 April, video A Piece of Reincarnation diluncurkan dan lagi-lagi menjadi nomor satu di Oricon Chart selama dua minggu berturut-turut.
Tanggal 1 Mei 1998, tur Heart ni hi wo tsukero! -Light My Fire- dimulai dan berakhir tanggal 21 November, merupakan tur terpanjang L’Arc~en~Ciel dengan 56 penampilan di 43 kota berbeda di seluruh penjuru Jepang.
Tanggal 8 Juli 1998, mereka mencatatkan diri dalam sejarah musik Jepang sebagai musisi pertama yang merilis 3 buah single secara bersamaan sekaligus, yakni Honey, Shinshoku~LoseControl~, dan Kasou. Bahkan ketiganya mampu mencetak angka penjualan sebanyak 1.000.000 kopi dalam waktu singkat. Lebih hebat lagi, pada tanggal 27 Juli, Honey dan Shinshoku~lose control~ secara berurutan menempati posisi satu dan dua di Oricon Chart. Patut diketahui juga bahwa lagu Shinshoku~lose control~ merupakan salah satu original soundtrack untuk film GODZILLA yang terkompilasi dalam album OST. Godzilla khusus untuk Asia saja.
Setelah menyelesaikan tur Light My Fire, Laruku kembali merilis dua buah single, yakni Snow Drop pada tanggal 7 November dan Forbidden Lover tepat seminggu kemudian. Melalui dua single ini, lagi-lagi Laruku mencatatkan diri dalam sejarah musik Jepang sebagai musisi pertama di Jepang yang dua singlenya berhasil mencapai posisi pertama dan kedua dalam waktu bersamaan sebanyak dua kali, karena pada tanggal 26 November, Forbidden Lover berada di puncak dan Snow Drop mengikuti di posisi runner-up . Awal Desember, mereka meluncurkan benda-benda koleksi resmi L’Arc~en~Ciel seri pertama di seluruh Jepang. Kegiatan terakhir L'Arc~en~Ciel di tahun 1998 adalah peluncuran video konser Light My Fire pada tanggal 23 Desember.
Real
Tahun 2000 mereka awali dengan merilis double maxi single Neo Universe/finale pada tanggal 19 Januari, disusul kemudian Stay Away. Tanggal 20 Juni, album ECTOMORPHED WORK dirilis. Album tersebut berisikan beberapa lagu L’Arc~en~Ciel sebelumnya yang telah di-remix oleh Yukihiro (sangat menarik!) dan album selanjutnya REAL pada tanggal 20 Agustus 2000.
Tur konser Realive digelar dari bulan Oktober hingga Desember yang terbagi dalam dua sesi, yang pertama Realive Club Circuit 2000 dan yang kedua Realive Dome Tour 2000. Bedanya, pada sesi yang pertama, konser diadakan di tempat-tempat semacam klub yang hanya mampu menampung sedikit audiens dengan panggung yang relatif kecil. Sedangkan pada sesi kedua, layaknya konser-konser L’Arc~en~Ciel terdahulu, dengan penonton yang banyak dan panggung yang besar.
Memasuki tahun 2001, mereka merilis album Clicked Singles Best 13th pada tanggal 14 Maret yang merupakan kumpulan lagu-lagu terbaik L’Arc~en~Ciel berdasarkan hasil pemungutan suara (voting) yang dilakukan oleh jutaan fansnya di seluruh penjuru dunia melalui internet, plus satu single baru Anemone. Dan yang terakhir di tahun tersebut adalah peluncuran single mereka Spirit Dreams Inside (c/w Spirit Dreams Inside-another dream-) pada tanggal 9 Mei 2001 yang juga merupakan soundtrack-nya Final Fantasy The Movie (Spirits Within) dan juga termasuk ke dalam album soundtrack FF The Movie.
Setelah itu mereka mulai sibuk dengan proyek solo masing-masing. Kita dapat melihat karakter musik yang berbeda-beda dari masing-masing personil L’Arc~en~Ciel.
Solo karir masing-masing personel
Diawali oleh Tetsu yang membentuk band bernama TETSU69, pada tanggal 18 Juli 2001 menelurkan single pertamanya yang berjudul wonderful world (c/w tightrope). Disusul Shinkirou dan Fifteen a Half pada pertengahan tahun 2002. Single terakhirnya sebelum meluncurkan album perdananya yang berjudul Suite November adalah WHITE OUT.
Yukihiro tak mau ketinggalan, bersama band bentukannya Acid Android ia telah merilis dua album, acid android dan fault selain sebuah single yang berjudul ring the noise yang dijadikan soundtrack sebuah Game yang berjudul Devil May Cry.
Hyde, sang vokalis, dianggap sebagai personel Laruku yang paling sukses dalam bersolo karir. Dimulai dengan peluncuran single pertamanya berjudul evergreen, ia kemudian merilis dua single lainnya, yakni angel’s tale dan Shallow Sleep yang selanjutnya dikompilasikan dalam album yang diberi judul Roentgen dan Roentgen~english ensemble~. Belum puas juga, ia kembali melemparkan dua single Hello dan HORIZON berturut-turut pada Juni dan November 2003. Selanjutnya kedua single tersebut dapat kita temukan dalam album kedua Hyde yang berjudul 666. Tak hanya di musik, Hyde pun berhasil merambah layar lebar. Sejauh ini sudah dua judul film ia bintangi, yakni MoonChild dan Kagen no Tsuki~Last Quarter.
Ken yang mulanya adem-adem saja akhirnya tersulut juga untuk melakukan kerja solo. Ia membentuk sebuah band yang dinamakannya Sons of All Pussys atau sering disingkat menjadi S.O.A.P. Yang menarik, dalam band tersebut, Ken kembali reuni-an dengan Sakura, eks-drummer L’Arc~en~Ciel. Bersama S.O.A.P, dari sejak Februari 2002 hingga Juli 2004, ia sudah mengeluarkan tiga mini album, di antaranya GRACE, gimme A guitar, dan high serta sebuah single yang judulnya Paradise.
Kembalinya L'Arc~en~Ciel & debut konser di AS
Setelah vakum selama tiga tahun dengan spekulasi tentang kemungkinan bubarnya band ini, L’Arc~en~Ciel mengejutkan fans mereka dengan mengumumkan sebuah seri dari tujuh konser yang diberi judul Shibuya Seven Days, yang diikuti dengan perilisan single baru mereka. Berada di peringkat atas tangga lagu dan dipakai sebagai lagu pembuka animasi Fullmetal Alchemist, READY STEADY GO dijual di bulan Februari 2004. Mengikuti perilisan single berikutnya, L’Arc~en~Ciel kemudian merilis album yang banyak ditunggu-tunggu, SMILE, pada tanggal 31 Maret.
Tanggal 31 July 2004 L’Arc~en~Ciel hadir sebagai bintang tamu di hadapan 12,000 orang penonton pada acara konvensi anime Otakon yag diadakan di Baltimore, Maryland. Ini merupakan penampilan pertama band ini di USA. Melihat respons yang luar biasa dari para fans, Tofu Records, label Sony Music Jepang di Amerika menandatangani kontrak dengan band ini di bulan Mei 2005 dan merilis sebuah DVD untuk debut live mereka di Amerika Utara.
Mengikuti dirilisnya beberapa single dan sebuah album baru, AWAKE di 2005, band ini kemudian mengadakan tur Jepang sebelum memulai tur ASIA LIVE 2005, yang membawa band ini ke Seoul di Korea dan Shanghai di Cina. Sebelu kembali ke Tokyo untuk dua pertunjukan utama.
Setelah menutup tur mereka, perhatian para anggota band ini kembali terfokus pada kegiatan kegiatan solo mereka. tetsu merekam beberapa single dan sebuah album dengan Creature Creature. Serta merilis sebuah single atas nama dirinya sendiri. Sementara yukihiro kembali pada acid android dan merilis sebuah single. Kemudian ia beserta acid android menyertai MUCC dalam dua petunjukan di Shanghai. hyde menggubah lagu Glamorous Sky untuk film yang diangkat dari manga NANA dan dinyanyikan oleh Mika Nakashima. Ia juga merilis dua single dan album lain berjudul FAITH, yang membawanya dalam tur panjang di Jepang serta mengadakan pertunjukan di California. Terakhir dalam masa vakum band ini, ken merilis sebuah single solo, Speed.
Pada tanggal 25 November dan 26th, 2006, L'Arc-en-Ciel menggelar dua konser di Tokyo Dome, untuk merayakan ulang tahun mereka ke 15. Berjudul L'Anniversary. Tiket tersebut terjual hanya dalam kurun waktu 2 menit , mengalahkan rekor penjualan tiket mereka sebelumnya.Sebuah jajak pendapat telah dibuat pada website resmi selama seminggu sebelum konser yang mengizinkan para fans untuk memilih lagu yang mereka ingin dengar di acara itu.Konser tersebut kemudian ditampilkan pada saluran WOWOW pada 23 Desember 2006. Dan juga disiarkan pada 8 Februari 2007 di MTV Korea.
L'Arc-en-Ciel kemudian merekam lagu "Shine" yang akan digunakan sebagai lagu pembuka untuk anime yang akan disiarkan di NHK, Guardian of the Spirit.Mereka Menggelar Mata Heart Ni Hi Wo Tsukero 2007 Tour di Jepang.L'Arc-en-Ciel merilis single Seventh Heaven pada 30 Mei 2007, yang menjadi posisi teratas di Oricon charts.Lagu My Heart draws a Dream, yang digunakan dalam iklan mobil Subaru, dirilis 29 Agustus, 2007, dan lagu tersebut langsung menempati tangga teratas pada Oricon charts.Lagu Daybreak's Bell yang dirilis pada 10 Oktober 2007,digunakan sebagai Soundtrack pembuka untuk anime Mobile Suit Gundam 00.dan kembali menduduki peringkat teratas dalam Oricon Charts.Sejak dari 14 November ke 25 Desember 2007, dirilislah Hurry Xmas, bersamaan dengan dua DVD baru yang keluar pada bulan September dan Desember, yang berjudul 15th L'Anniversary Live and Chronicle 3 respectively.Album terbaru mereka Kiss, dirilis pada 21 November 2007, menduduki tangga lagu pertama di posisi nomor satu di Oricon chart.
L'Arc~en~Ciel mengadakan tur yang bernama "Theater of Kiss Tour".yang diselenggarakan pada 22 Desember 2007 sampai 17 Februari 2008.lagu Drink it Down,digunakan sebagai lagu pembuka versi Jepang untuk game PS3/Xbox 360 Devil May Cry 4.telah dirilis sebagai single pada 2 April 2008, dan menduduki tempat teratas di Oricon weekly charts.
Diskografi
Album
Zy 48: An Cafe
interview - 18.09.2009 15:59
author: Non-Non
translation: Kizuna
An Cafe akan merilis album baru mereka yang sangat ditunggu-tunggu BB PARALLEL WORLD pada tanggal 9 September. Album ini akan mempertahankan kesan pop tradisional mereka dan berisikan sebelas lagu yang mencakup berbagai macam tipe (bahkan lebih banyak dari sebelumnya). Lebih lanjut, edisi terbatas pertama akan memasukkan empat video musik, di mana salah satunya adalah single terbaru mereka NATSU KOI ★ NATSU GAME. Kami akan memberikan cerita lengkap mereka kepada kalian melalui wawancara dengan semua members yang akan memberikan komentar mereka terhadap setiap lagu.
Karya ini, BB PARALLEL WORLD, merupakan sebuah album yang sangat berwarna. Ketika kalian mulai memproduksinya, apakah kalian memiliki konsep untuk album ini?
Miku: Kali ini kami tidak memikirkan musik dansa akan menjadi hal utama, tetapi kami ingin membuat berbagai macam karya besar. Jadi kami menyeleksi lagu-lagu dan memasukkan warna yang berbeda ke dalamnya. Kami memiliki pertemuan yang lebih banyak dari biasanya untuk menyeleksi lagu-lagu, dan memiliki hampir tiga puluh lagu untuk dipilih, sehingga lagu-lagu yang dimasukkan ke dalam album ini sudah diseleksi dari sekian banyak lagu.
Apakah ada perubahan yang terjadi selama proses produksi?
Teruki: Biasanya kami bekerja dengan menggunakan alat manipulasi hanya untuk single kami saja, namun untuk kali ini alat ini digunakan untuk semua lagu pada album ini. Kualitas dari lagu dan suasana perekaman sangat berbeda. Kami memiliki pengalaman yang sangat bagus.
Apakah yang kalian pikirkan dan lakukan ketika kalian membuat album ini?
Miku: Kami sudah merilis banyak album sebelumnya, jadi saya berpikir kalau saya ingin membuat karya terbaik sampai sejauh ini.
Apa kuncinya?
Miku: Saya pikir kuncinya ada pada lagu. Single-single kami biasanya dipilih dari dance rock, namun untuk kali ini kami menyeleksi lagu-lagu dari berbagai macam sudut pandang.
Benar sekali, mereka adalah lagu-lagu yang benar-benar sangat membunuh
Teruki: Untuk permainan drum saya, saya sedikit berpikir mengenai kekasaran bunyi dan perasaan mendasar dari visual kei era Indies dalam kepala saya, dan memukul drum saya dengan ide itu dalam pikiran.
Apakah kamu juga berlatih sebelum kamu memulai proses perekaman kali ini?
Teruki: Kali ini kami tidak dapat berlatih lebih banyak karena kami tidak memiliki waktu. Ini semua adalah lagu-lagu yang kami rekam satu hari setelah produksi. Secara dasar saat saya sedang menghafal lagu, saya juga sekaligus sedang mengatur dan memainkannya (tertawa) Saya tahu sangatlah penting untuk berlatih untuk perekaman, namun ini adalah perekaman yang bagus. Kami belajar bagaimana mengadaptasi berbagai hal.
kanon: Saya ingin bekerja pada pengaturan untuk kali ini. Memulai tahun ini, ketika saya berpikir mengenai bagian, saya sedang menggunakan komputer pribadi saya. Biasanya saat saya memegang sebuah bass, preferensi saya akan muncul secara alami dalam musik, namun ketika saya benar-benar melihat nada, sangatlah bagus untuk dapat mengganti beberapa hal seperti “Saya dapat ke sana juga.” Jadi berpikir mengenai bagian menjadi lebih mengasyikkan daripada sebelumnya.
Namun ketika kamu memainkannya, apakah tidak susah?
kanon: Benar untuk beberapa kali. (tertawa) Namun hal ini seperti saat saya mulai bermain bass. Ini sangat menyenangkan, saya meniru apa yang dimasukkan ke dalam komputer dan memeriksa nilai saya setelahnya, seperti saat saya menjadi seorang murid.
takuya: Kali ini saya bermain gitar dari sudut pandang objektif seorang kreator, tidak hanya sebagai seorang gitaris semata.
Maksud kamu adalah kamu juga berpikir mengenai instrument lainnya?
takuya: Ya. Jika saya hanya berpikir mengenai gitar saja, saya akan menambah lebih banyak bunyi gitar, jadi saya mencoba untuk mencocokkan dengan yang lainnya, atau saya memainkan dengan keras bagian saat gitar saya memang seharusunya mencolok. Dapat melakukan hal ini, saya dapat melihat hal-hal baru mengenai diri saya, begitu juga dengan sudut pandang yang berbeda.
Bagaimana dengan Yu-ki?
Teruki: Saya berpikir untuk kali ini Yu-ki bekerja paling keras pada bagian chorus, benar?
Yu-ki: Ah, bagian chorus sangat menyenangkan.
Ngomong-ngomong, saya dengar dia membuat kesalahan paling kecil di antara para members yang bermain instrument…
Teruki: Kami tidak tahu apakah lagu-lagu ini akan dimasukkan dalam versi terakhir, namun Yu-ki dapat merekam banyak lagu sendirian.
kanon: Ada versi dimana dia bernyanyi dengan normal, sebuah versi di mana dia bernyanyi dengan suara falsetto, satu oktaf lebih tinggi, dan sebuah versi meniru. (semuanya tertawa terbahak-bahak.)
Teruki: Alat manipulasi berkata, “Sebuah versi dari Porno Graffiti paling cocok.” (tertawa). Namun ia juga berkata, “Kita sama sekali tidak dapat menggunakan versi dari Keisuke Kuwata.” (semuanya tertawa terbahak-bahak.)
© 2009 Zy.connection Inc. All Rights Reserved.
DAUN STUDIO SIngkawang
Daun Studio Singkawang
akhirny setelah sekian lama kami menanti, akhir nya sebentar lagi Studio musik temen saya EDWIN akan segera rampung dan segera di buka!
jadi temen2 pecinta musik se singkawang mesti nyobain latihan di DAUN STUDIO Singkawang!
yang akan di buka di kampung jawa, singkawang ( didepan kios Army kampung jawa singkawang )
Minggu, 27 September 2009
Malice Mizer (マリスミゼル ?) adalah sebuah band yang berasal dari Jepang dengan jenis musik gothic pop yang didirikan oleh Mana dan Közi pada bulan Agustus 1992 dan aktif sampai bulan Desember 2001.
Malice Mizer formasi awal 1992-1994:
- Mana (gitar, synthesizer)
- Közi (gitar)
- Tetsu (vokal)
- Yu~ki (bass)
- Kami (drums)
Pada era ini Malice Mizer mengambil jenis musik Gothic tahun 80 an dan klasik
Malice Mizer pada era marveilles 1995-1999 beranggotakan 5 orang:
- Mana (gitar, synthesizer)
- Közi (gitar)
- Gackt(vokal)
- Yu~ki (bass)
- Kami (drums)
Pada era ini Malice Mizer mengambil jenis musik pop Prancis
Malice Mizer pada era Bara no Seidou 1999-2001:
- Mana (gitar, synthesizer)
- Közi (gitar)
- Klaha(vokal)
- Yu~ki (bass)
- Shue (drums}(additional member)
Mengambil jenis musik Gregorian dan Klasik.
Mana mendirikan Malice Mizer pada tahun 1992. Di tahun 1999, band ini kehilangan 2 personil: drummer, Kami yang meninggal karena sakit akibat pendarahan pada selaput otaknya sehingga ia meninggal dalam tidur dan Gackt yang ingin bersolo karir. Gackt digantikan oleh Klaha, pemain drum digantikan oleh support drummer bernama Sue karena bagi Mana, almarhum Kami adalah pemain drum yang sangat dihormati dan tidak tergantikan oleh siapapun.
Nama band Malice Mizer diambil oleh Mana dari bahasa Perancis "malicious mizery" berdasarkan dari jawaban mereka tentang apa arti seorang manusia, mereka menjawab "Human is nothing but being malicous and misery". Malice Mizer sangat terkenal di Jepang dan Eropa. Di tahun 2002 banyak terjadi konflik di Malice Mizer sehingga band terpaksa bubar. Personil Malice Mizer sekarang mengambil jalan sendiri-sendiri bersolo karir. Mana mendirikan band baru bernama moi dix mois dengan personil Mana, K, dan Seth. Közi bergabung band Eve of Destiny bersama Haruhiko ash, dan Klaha bersolo karir.
Info lain tentang Malice Mizer
Jadi siapakah Malice Mizer itu? Hanya tentang sesuatu yang mengerikan, datang dari sebuag grup suoer-visual-Jrock di jepang. Nama itu berdiri untuk “membicarakan kebencian dan kesengsaraan”, dengan Mana (Gitar dan synthenizer) dan Gackt (Vocal) berasal dari “manusia biasa’. Musiknya tercipta dari beberapa jenis suara, dari Gothic (music vampire), klasik ( gaya baroque), dan pop hingga sirkus dan musik techno.
MALICE MIZER ( pengucapan jepunnya “marisu miseru”) terbentuk pada bulan agustus 1992 dengan formasi Mana (Gitar dan Synth) dan Kozi ( Gitar dan Synth). Ketika kozi bertanya kepada Mana tentang kelanjutan bandnya, dan mereka membicarakan konsep band akan dibuatnya.
Lalu konsep itu lahir yaitu, Kejahatan/kedengkian (Malice) dan Tragedi (Misery). Mana mengartikan Malice Mizer yaitu kepedulian manusia, jadi pertanyaan yang sering timbul dari nama tersebut adalah “dimana rasa kemanusiaanya?”, dan Kozi menjawab “ kami mencari sesuatu dari apa yang manusia pikirkan selama ini”. Sejak Mana mendirikan band ini dan awal mulanya band ini aktif, dia merubah arah musiknya menjadi tidak maskulin, walaupun musik yang dia bawakan itu musik gelap. Dia terinspirasi dari musik background film horor itali, dan mengapa dia memainkan musik itu karena musik itu seperti Heavy Metal tapi dengan pathos melodi (jenis melodi klasik).
Mana menonton konser terakhir band Yu-ki, dan dia menawarkan kepada Yu-ki untuk menjadi pemain bass di Malice Mizer. Ketika penabuh drum yg lamanya keluar GAZ(pindah ke Kneuklid Romance) di tahun 1993, Malice Mizer mengambil penabuh drum dari Kneuklid Romance yaitu KAMI menjadi anggota tetap. Lalu TETSU (vokalis) meninggalkan Malice Mizer pd tahun 1994. Ketika di konfirmasi, Yu-ki berkata : karena musik yang dibawakan oleh Malice Mizer itu sangat berbeda orientasi dengan TETSU. Kami menggunakan para penari di atas panggung tetapi TETSU tidak me-inginkannya. (sekarang TETSU bergabung bersama Zigzo). Ini menjadikan “PR” buat Malice Mizer untuk mencari vokalis baru, dan sangat membutuhkan waktu lama di saat penyaringan anggota baru. Sempat Yu-ki disuruh menjadi vokalis sementara di Malice Mizer oleh teman-temannya…setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, akhirnya GACKT bergabung menjadi vokalis Malice Mizer pada Oktober 1995. Setelah berhasil menemukan Vokalis baru, Malice Mizer bereinkarnasi dan mereka sukses di jalur INDIE.
Di tahun 1997, mereka tidak puas hanya berjalan di jalur independent saja, dan akhirnya mereka pindah label dari independel label Midi:Nette ke Major label yaitu Nippon Colombia. Jadi mereka sangat sukses di jalur komersial, faktanya hit’s mereka yaitu Au Revoir menempatkan posisi kedua di tangga lagu jepang dan album major pertamanya yaitu, Merveilles menempati posisi kedua di Origon CD album Chart.